Di balik padang savana yang menghampar luas di Pulau Rote, Nusa Tenggara Timur, lahirlah sosok yang tak hanya menjadi lambang ketekunan, tetapi juga penjaga warisan budaya: Ama Benu, boneka maskot berbentuk kakek penggembala sapi yang mengenakan tenun khas Rote dengan motif yang sarat makna. Ia bukan hanya karakter boneka biasa—melainkan perwujudan nilai hidup yang sederhana, kuat, dan penuh kasih terhadap alam serta budaya.
Ama Benu digambarkan sebagai sosok tua berwajah ramah, dengan kulit berwarna sawo matang dan kerut-kerut halus di wajahnya, menunjukkan kebijaksanaan usia. Matanya kecil namun tajam, seolah mampu membaca arah angin dan gerakan alam hanya dengan sekali tatap. Senyum yang senantiasa mengembang di wajahnya mengandung pesan damai dan penerimaan, khas seorang kakek dari timur Indonesia yang penuh kasih.
Ia mengenakan tenun ikat Rote yang dililit rapi di pinggang hingga betis, dengan corak kaif motif berwarna tanah dan biru laut—warna khas yang melambangkan hubungan manusia dengan bumi dan samudera. Di bahunya tersampir selendang kecil, juga dari tenun yang sama, sebagai penanda kehormatan dan rasa syukur atas alam yang memberkati. Penampilannya dilengkapi topi ti’i langga dari daun lontar, berbentuk khas seperti mahkota kerucut yang menjulang tinggi—simbol kebanggaan masyarakat Rote.
Di tangan kanannya, ia membawa tongkat kayu sederhana yang digunakan untuk menggiring sapi-sapinya, dan di tangan kirinya, ia sering membawa lonceng sapi yang menjadi simbol penjagaan serta keakraban antara manusia dan hewan ternak. Boneka Ama Benu dibuat dari bahan flanel lembut namun kuat, dengan detail sulaman halus pada bagian tenun dan wajah, menampilkan ekspresi yang hidup dan penuh karakter.
Ama Benu mewakili sosok petani dan penggembala tradisional Rote yang hidup berdampingan dengan alam. Ia bukan petualang di kota besar, melainkan penjelajah padang terbuka, yang tiap harinya menuntun sapi, menjaga ladang, dan memelihara nilai-nilai leluhur. Ia mengajarkan kesabaran, kedisiplinan, dan penghargaan terhadap hasil alam, sesuatu yang kini kerap terlupakan di tengah gemerlap modernitas.
Boneka ini digunakan dalam berbagai konteks: sebagai alat edukasi anak-anak untuk mengenal budaya NTT, sebagai ikon pariwisata lokal, bahkan sebagai hadiah kenang-kenangan untuk para wisatawan. Kehadiran Ama Benu menginspirasi banyak pihak untuk tidak hanya mengagumi keindahan budaya Rote dari jauh, tetapi juga menghargai keseharian masyarakatnya yang bersahaja.
Selain itu, Ama Benu juga menjadi simbol kearifan ekologis. Dalam dongeng boneka atau pentas anak-anak, ia sering digambarkan sebagai tokoh yang menyelamatkan alam dari perusakan, menyuarakan pentingnya menggembala dengan hati, bukan sekadar mencari untung. Ia mengingatkan bahwa sapi bukan hanya ternak, tapi sahabat yang harus dirawat dengan cinta.
Bagi anda yang ingin memesan boneka orang dengan baju tenun motif daerah rote atau yang lain dengan konsep apapun ataupun desain lain yang anda mau bisa langsung hubungi kami lewat whatapps di 085956710171.