BAB I — LAHIRNYA KOMANG, DARI HATI UNTUK BALI
Di balik keindahan Pulau Dewata yang tersohor di mata dunia, terdapat sosok yang secara diam-diam mulai menyita perhatian publik — bukan seorang artis, bukan pula pejabat, melainkan boneka maskot kecil berbaju dinas polisi bernama Komang, lahir dari semangat menjaga keamanan dan budaya yang menyatu.
Komang bukan boneka biasa. Ia bukan karakter fiktif yang dibuat hanya untuk lucu-lucuan atau promosi belaka. Ia adalah personifikasi nilai-nilai luhur Bhayangkara, dikombinasikan dengan kearifan lokal Bali yang penuh spiritualitas dan rasa hormat terhadap semesta.
Nama Komang sendiri dipilih dengan alasan mendalam. Dalam tradisi Bali, Komang adalah nama umum bagi anak keempat dalam keluarga, yang menandakan bahwa dirinya lahir setelah perjalanan panjang dan telah menyaksikan banyak dinamika dalam lingkup keluarga. Filosofi ini diterjemahkan dalam boneka maskot: Komang adalah simbol kedewasaan dan penjaga damai yang hadir dari pengalaman.
BAB II — DESAIN DAN PENAMPILAN KOMANG
Boneka Komang dirancang dengan penuh kehati-hatian, mengedepankan visual ramah anak, tapi tetap mencerminkan karakter aparat kepolisian.
1. Seragam Polisi Coklat Lengkap:
Komang mengenakan seragam resmi Polda Bali lengkap dengan atribut pangkat dan lambang Bhayangkara di dadanya. Namun ia dibuat dalam versi chibi—lebih kecil, membulat, dan bersahabat.
2. Selempang 'Satyam Eva Jayate':
Komang memakai selempang kain tenun khas Bali dengan tulisan “Satyam Eva Jayate” — “Kebenaran pasti menang” dalam bahasa Sansekerta. Ini mengukuhkan bahwa Komang bukan boneka sembarangan, tetapi penyampai nilai-nilai universal.
3. Topi Polisi dan Udeng Tradisional:
Yang membuat Komang istimewa adalah perpaduan antara topi polisi nasional dan hiasan kepala udeng khas Bali yang melambangkan kehormatan dan kesucian. Dalam desainnya, udeng dipadukan secara harmonis dengan estetika polisi modern.
4. Senyum Lembut dan Sorot Mata Ramah:
Ia digambarkan selalu tersenyum lembut, bukan karena lucu, tapi karena itulah wajah dari aparat yang melindungi, bukan menakuti.
BAB III — MAKNA DI BALIK KOMANG
Pawongan (hubungan antar manusia):
Komang selalu digambarkan aktif berinteraksi dengan masyarakat. Dalam setiap penampilannya, Komang memeluk anak-anak, menyapa wisatawan, hingga menemani para lansia dalam acara kesehatan.
Palemahan (hubungan manusia dan alam):
Komang juga digambarkan sebagai pencinta lingkungan. Dalam versi khusus, ada Komang yang membawa kantong sampah, atau mengenakan badge “Polisi Ramah Lingkungan”.
Parahyangan (hubungan dengan Tuhan):
Boneka Komang tidak pernah lepas dari nilai-nilai religius. Ia sering muncul dalam edisi upacara, mengenakan pakaian putih dan sarung khas, serta berdiri dalam posisi tangan menyatu di depan dada, sebagai wujud sembah.
BAB IV — KOMANG SEBAGAI EDUKATOR
Komang bukan hanya pajangan atau simbol. Ia dipakai dalam program edukatif Polda Bali yang ditujukan untuk mendekatkan institusi kepolisian dengan masyarakat, khususnya generasi muda.
1. Program “Komang Sahabat Anak”
Komang hadir di TK dan SD membawa pesan keamanan lalu lintas, anti perundungan, dan bahaya narkoba. Anak-anak lebih mudah menyerap pesan ketika yang menyampaikan adalah sosok boneka bersahabat.
2. Video Edukasi “Komang Menjaga Bali”
Disiarkan di media sosial Polda Bali, seri animasi pendek ini menggambarkan Komang menghadapi tantangan dalam bentuk karakter jahat simbolis — seperti Maling Maya (kejahatan digital), Si Dusta (hoaks), dan Ratu Racun (narkotika). Ceritanya ringan, namun sangat mengena.
BAB V — KOMANG DI HATI MASYARAKAT
Boneka ini mulai menjadi bagian dari identitas Polda Bali. Bahkan kini banyak anak-anak meminta “selfie bareng Komang” saat acara kepolisian. Komang telah menjadi jembatan antara dunia polisi dan masyarakat sipil yang sebelumnya mungkin terkesan berjarak.
Pernah dalam satu acara di Desa Penglipuran, seorang anak laki-laki menangis karena takut pada polisi. Tapi ketika diperlihatkan boneka Komang, ia langsung tenang. Ia bahkan berkata, “Kalau semua polisi kayak Komang, aku mau jadi polisi juga.”
BAB VI — KOMANG SEBAGAI DIPLOMAT BUDAYA
Komang bukan hanya ikon lokal, tapi juga alat diplomasi budaya. Dalam ajang pariwisata internasional seperti World Tourism Day yang pernah digelar di Bali, Komang tampil dengan versi khusus—mengenakan jaket bomber khas polisi dan kain songket Bali. Ia menjadi perwakilan wajah Indonesia: berwibawa, ramah, dan cinta tradisi.
BAB VII — VERSI-VERSI KHUSUS KOMANG
Komang Wisata
Memakai topi petualang, membawa peta, dan mengenalkan objek wisata sambil mengingatkan wisatawan untuk menjaga ketertiban.
Komang Adat
Komang Bhayangkara Muda
Komang versi remaja yang menginspirasi generasi muda menjadi polisi berintegritas.
BAB VIII — PRODUKSI & KOMITMEN LOKAL
Boneka Komang dibuat oleh UMKM lokal di Gianyar dan Tabanan. Produksi tidak dilakukan massal oleh pabrik besar, melainkan melalui kerja sama komunitas ibu-ibu penjahit. Hal ini sekaligus menggerakkan roda ekonomi masyarakat Bali.
Bahan-bahan yang digunakan pun ramah lingkungan. Isiannya dari dakron jagung alami, tidak menggunakan plastik keras, dan semua materialnya bisa didaur ulang.
BAB IX — KOMANG DI MATA POLDA BALI
Kapolda Bali menyebut Komang sebagai “ikon humanis kepolisian masa kini”. Ia menandakan transformasi polisi yang melayani, bukan ditakuti. Di kantor Polda Bali, kini terdapat ruang khusus “Komang Corner” berisi pajangan, video edukasi, dan buku cerita bergambar.
BAB X — CITA-CITA BESAR KOMANG
Komang bukan tujuan, ia adalah gerbang menuju kepolisian yang lebih akrab dengan rakyat. Cita-citanya adalah menjadi:
Maskot nasional polisi sahabat anak,
Media utama edukasi publik,
Produk budaya lokal yang mendunia,
Simbol perubahan cara pandang masyarakat terhadap aparat.
Komang tak butuh senjata, cukup dengan senyum dan kesabaran. Dan justru dari situ, ia membuat perubahan besar.
Bagi anda yang ingin memesan boneka maskot komang dari polda bali atau maskot lain dengan konsep apapun ataupun desain lain yang anda mau bisa langsung hubungi kami lewat whatapps di 085956710171.