Di tengah lambaian angin kemarau yang menyapa Kabupaten Blora, terdengar suara gamelan yang memanggil dari kejauhan. Di tanah yang dikenal sebagai salah satu benteng budaya Jawa ini, sebuah tradisi kuno bangkit kembali dengan wajah yang baru—dalam bentuk boneka maskot bernama Gilang Reog.
Gilang Reog bukan boneka biasa. Ia adalah representasi visual dari kekayaan budaya Reog dalam bentuk boneka maskot, khusus diciptakan untuk event Pemprov XVI tahun 2023 yang diselenggarakan dengan megah di Blora, Jawa Tengah. Dalam gelaran ini, bukan hanya seni pertunjukan yang ditampilkan, tetapi juga semangat pelestarian budaya melalui kreativitas modern.
1. Awal Mula Lahirnya Gilang Reog
Saat panitia penyelenggara event Pemprov XVI 2023 memutuskan untuk menunjuk Blora sebagai tuan rumah, mereka sadar bahwa Blora memiliki satu warisan budaya yang tidak hanya megah, tetapi juga mendunia: Reog. Namun bukan Reog yang selama ini dikenal dari Ponorogo, melainkan varian lokal yang lebih sarat pesan spiritual dan filosofi tentang kehormatan, keberanian, dan pengabdian.
Dari sinilah muncul gagasan: bagaimana jika Reog tidak hanya dipentaskan, tetapi juga diwujudkan dalam bentuk boneka maskot?
Gagasan ini segera ditindaklanjuti oleh Dinas Kebudayaan Blora yang menggandeng seniman boneka lokal, pengrajin topeng, hingga budayawan Reog. Mereka ingin menciptakan tokoh yang bisa dikenali anak-anak, digemari remaja, dan dihormati orang dewasa. Tokoh itu adalah Gilang Reog.
2. Wujud dan Ciri Khas Gilang Reog
Ia merupakan boneka berbentuk miniatur dari struktur Reog dengan elemen dadak merak yang dominan dan detail topeng barongan yang khas.
Rincian bentuk:
Tinggi 80 cm, cukup besar untuk menarik perhatian dalam pameran maupun parade.
Bagian kepala berupa miniatur topeng barongan dengan wajah merah menyala, gigi taring tajam, dan mata melotot yang menggambarkan kekuatan mistis.
Bulu merak dari bahan sintetis halus berwarna biru dan hijau menghiasi bagian atas kepala hingga ke punggung boneka, dibuat mengembang seperti kipas raksasa.
Tubuh boneka terbuat dari kain beludru hitam, dihiasi dengan bordir emas membentuk motif-motif khas Reog Blora seperti wajik liris, sawut gilig, dan bunga kenongo.
Tangan boneka membawa miniatur kendang dan cemeti, sebagai pengingat bahwa Reog bukan hanya tarian, tetapi juga iringan musik dan kepemimpinan dalam bentuk gerakan.
3. Filosofi Nama “Gilang Reog”
Nama Gilang diambil dari kata dalam Bahasa Jawa yang berarti bersinar atau kemilau, sedangkan Reog adalah identitas budayanya. Maka, “Gilang Reog” diartikan sebagai: “Kilau warisan Reog yang akan terus bersinar dalam jiwa generasi masa kini.”
Nama ini dipilih untuk mencerminkan harapan besar Blora dalam menjadikan Reog bukan hanya pertunjukan, tetapi juga identitas yang melekat dalam kehidupan masyarakat modern.
4. Proses Kreatif: Kolaborasi Lintas Generasi
Gilang Reog tidak lahir dalam semalam. Ia adalah hasil dari:
12 kali sesi diskusi budaya antara seniman Reog senior, budayawan, dan tokoh pemuda Blora.
7 bulan riset sejarah dan motif Reog Blora, membandingkan ragam daerah di Cepu, Kunduran, dan Randublatung.
Pembuatan 4 prototipe awal yang kemudian disempurnakan hingga lahir bentuk akhir boneka yang saat ini dikenal.
Pengrajin topeng, pengrajin tekstil, pembuat boneka, dan animator digital—semua bergandengan tangan untuk menciptakan karakter maskot yang penuh semangat dan visual yang memesona.
5. Fungsi dan Peran Gilang Reog dalam Event Pemprov XVI 2023
Dalam event tingkat provinsi yang dihadiri ribuan pengunjung dari seluruh Jawa Tengah ini, Gilang Reog memiliki peran yang sangat penting, di antaranya:
a. Pembuka Acara Resmi
Pada hari pembukaan, Gilang Reog muncul dalam bentuk boneka raksasa setinggi 3 meter, diarak oleh 20 penari Reog Blora. Ini adalah simbol bahwa acara ini dibuka oleh warisan budaya sendiri, bukan dari luar.
b. Ikon Edukasi Budaya
Di stan edukasi “Rumah Reog”, boneka Gilang Reog dijadikan pusat narasi dongeng interaktif. Anak-anak duduk mengelilingi boneka dan mendengarkan kisah asal usul Reog Blora serta maknanya.
c. Inspirasi Merchandise Lokal
Boneka mini Gilang Reog dijual dalam bentuk gantungan kunci, kaus, stiker, hingga ilustrasi digital NFT untuk penggalangan dana kebudayaan. Produksi merchandise ini memberdayakan lebih dari 30 UMKM lokal.
6. Cerita Fiksi dalam Boneka: "Legenda Gilang Reog"
Menurut kisah yang dikembangkan untuk mendukung maskot ini, Gilang Reog adalah roh pelindung desa yang bersemayam dalam dadak merak sakti. Ia hanya muncul ketika masyarakat mulai lupa akan jati diri budayanya.
Dengan bantuan anak-anak desa yang berani, Gilang Reog mengajarkan kembali tari Reog, melatih musik gamelan, dan menantang penyusup budaya asing yang ingin menghapus jejak tradisi lokal.
Kisah ini dibukukan menjadi cerita anak bergambar dan dibacakan setiap sore selama event.
7. Reaksi Masyarakat dan Keberhasilan Maskot
Keberadaan Gilang Reog menuai pujian luas:
Orang tua mengaku anak-anak mereka jadi tertarik belajar tentang Reog.
Wisatawan membawa pulang boneka mini Gilang sebagai oleh-oleh khas Blora.
Di media sosial, muncul banyak unggahan dengan tagar:
#GilangReog
#ReogBlora2023
#MaskotPemprovXVI
#BonekaBudaya
#CintaTradisi
8. Masa Depan Gilang Reog
Dinas Kebudayaan Blora sudah menyiapkan rencana jangka panjang:
Serial animasi YouTube berjudul “Petualangan Gilang Reog”.
Tur edukasi keliling sekolah di 16 kabupaten/kota Jawa Tengah.
Museum Mini Reog Blora yang akan menampilkan versi asli boneka maskot beserta proses pembuatannya.
9. Nilai Budaya yang Disampaikan Boneka Ini
Gilang Reog bukan hanya maskot visual. Ia membawa pesan-pesan penting:
Budaya dapat dikemas dengan menarik tanpa menghilangkan makna.
Anak-anak adalah penjaga masa depan budaya.
Warisan lokal lebih kuat bila dikomunikasikan dengan media modern.
Bagi anda yang ingin memesan boneka maskot reog untuk event atau maskot lain dengan konsep apapun ataupun desain lain yang anda mau bisa langsung hubungi kami lewat whatapps di 085956710171.