Pendahuluan
Pocong — makhluk dalam mitologi masyarakat Indonesia yang identik dengan kain kafan dan aura menyeramkan. Namun, bayangkan jika sosok tersebut diubah menjadi boneka maskot yang lucu, ceria, dan mampu menjadi simbol kampanye sosial, edukasi, bahkan media hiburan anak-anak. Inilah yang diwujudkan dalam sosok "Si Pong", boneka maskot pocong yang membawa semangat baru: mengubah rasa takut menjadi tawa, menyulap horor menjadi harapan, dan menghadirkan kisah penuh makna.
Latar Belakang Penciptaan Si Pong
Si Pong lahir dari ide sekelompok kreator muda asal Yogyakarta yang tergabung dalam komunitas budaya urban kreatif “Bocah Kain Putih”. Pocong dipilih bukan untuk ditertawakan, tetapi diinterpretasi ulang agar lebih dekat dengan generasi muda dan tidak menimbulkan rasa takut yang tidak perlu.
Dalam proses kreatifnya, mereka menyaring ratusan sketsa, hingga akhirnya menciptakan Si Pong: maskot pocong yang imut, tersenyum ceria, dan menyebarkan pesan positif tentang kehidupan, kematian, serta nilai-nilai luhur bangsa.
Desain Boneka Maskot
1. Wajah
Si Pong memiliki wajah bundar dan ekspresi ceria. Matanya besar, hitam mengilat, dengan alis kecil yang terangkat — seolah mengatakan “Aku tidak menakutkan!” Mulutnya membentuk senyuman hangat, menjadikannya maskot yang ramah.
2. Kain Kafan
Meskipun tetap mengenakan kain kafan putih tradisional, kain yang digunakan pada boneka ini diberi motif batik khas daerah — memberikan sentuhan etnik dan lokalitas yang kuat. Di bagian dada, terdapat bordiran kata “PONG” sebagai identitasnya.
3. Ukuran dan Tekstur
Di bagian kaki, terdapat pemberat kecil agar bisa berdiri tegak — walau dalam posisi lompat khas pocong.
4. Fitur Unik
Beberapa versi Si Pong dilengkapi fitur suara tertawa khas bocah kecil jika ditekan pada bagian perut. Versi lain dirancang sebagai boneka tangan untuk pertunjukan wayang kontemporer anak-anak.
Kisah Si Pong: Dari Alam Tak Kasat Mata Menuju Dunia Nyata
Konon, Si Pong adalah seorang penjaga mimpi dari alam imajinasi. Ia dulunya adalah “roh penjaga tertawa anak-anak” yang merasa sedih karena banyak anak zaman sekarang takut pada hal-hal yang tidak perlu. Dengan izin dari Raja Mimpi, Si Pong dikirim ke dunia nyata untuk mengajarkan bahwa tidak semua hal yang tampak menakutkan itu jahat. Ia ingin membuktikan bahwa setiap makhluk — bahkan yang disalahpahami — punya sisi baik.
Dalam perjalanannya, Si Pong bertemu banyak anak-anak yang trauma akan kegelapan. Ia menghibur mereka lewat cerita lucu, boneka tangan, dan tarian “Lompat Cilik”, gerakan khas Si Pong yang sering ditampilkan saat ada festival malam budaya.
Peran Si Pong dalam Masyarakat
1. Edukasi Budaya
Si Pong digunakan sebagai media pengenalan tentang mitos, tradisi kematian, dan filosofi kehidupan dalam budaya Indonesia. Lewat dongeng dan ilustrasi, anak-anak diajak memahami arti penghormatan terhadap arwah leluhur.
2. Kampanye Sosial
Dalam program "Tak Kenal Maka Takut", Si Pong ikut berkampanye tentang pentingnya memahami, bukan menghakimi. Boneka ini menjadi simbol bahwa hal yang menakutkan sering kali hanya karena ketidaktahuan.
3. Terapi Anak
Psikolog anak mulai menggunakan Si Pong sebagai boneka terapi untuk membantu anak yang mengalami fobia gelap atau trauma spiritual. Bentuknya yang lucu dan tidak mengintimidasi menjadi jembatan komunikasi efektif.
4. Pertunjukan Budaya
Si Pong menjadi ikon utama dalam pementasan wayang urban bertajuk “Legenda Si Pong: Dari Pekuburan Menuju Taman Mimpi”, yang telah dipentaskan di lebih dari 20 kota Indonesia.
Reaksi Masyarakat
Awalnya, tidak semua orang menerima Si Pong dengan tangan terbuka. Beberapa tokoh konservatif sempat mempertanyakan penggambaran pocong yang dibuat lucu. Namun, setelah menjelaskan niat edukatif dan budaya di balik proyek ini, perlahan-lahan mereka mulai mendukung. Bahkan, beberapa pesantren dan sekolah Islam di kota-kota besar menjadikan Si Pong sebagai media pengantar pelajaran Fikih jenazah yang lebih ringan untuk anak SD.
Banyak juga yang menggunakan Si Pong sebagai karakter dalam vlog anak, komik strip edukatif, hingga stiker digital di aplikasi pesan populer. Boneka ini menembus batasan usia, agama, dan latar belakang, dan menjadi simbol inklusi lintas budaya.
Dampak Ekonomi
Boneka Si Pong kini menjadi produk kerajinan tangan unggulan dari Desa Kasongan, Yogyakarta. Produksi boneka ini melibatkan lebih dari 30 pengrajin lokal, sebagian besar ibu rumah tangga. Mereka dilatih untuk membuat versi Si Pong sesuai standar desain, dan hasil penjualannya juga menyumbang dana bagi program edukasi desa.
Kesimpulan
Boneka maskot pocong “Si Pong” bukan sekadar boneka. Ia adalah manifestasi dari bagaimana kreativitas dapat menjembatani ketakutan menjadi penerimaan, mitos menjadi edukasi, dan legenda menjadi peluang ekonomi kreatif. Dengan wajah lucu, semangat ceria, dan pesan mendalam, Si Pong telah melangkah lebih jauh dari sekadar simbol — ia kini menjadi sahabat anak-anak, pengingat budaya, dan duta toleransi dalam keragaman nusantara.
Bagi anda yang ingin memesan boneka maskot pocong atau maskot lain dengan konsep apapun ataupun desain lain yang anda mau bisa langsung hubungi kami lewat whatapps di 085956710171.