Bab 1: Lahirnya Ratu Rimba Rimba
Di suatu belantara hijau di tengah gugusan hutan hujan tropis Kalimantan, di mana daun-daun menari bersama angin dan burung enggang menyanyikan kidung pagi, lahirlah sosok boneka yang akan menjadi simbol kasih, perlindungan, dan harapan: Ratu Rimba Rimba, si maskot orangutan.
Bukan sembarang boneka, Rimba Rimba adalah hasil dari cinta yang mendalam pada alam Indonesia. Ia dirancang dengan penuh detail, mencerminkan keanggunan orangutan betina Kalimantan: berbulu cokelat kemerahan lebat, matanya bundar lembut, tangannya panjang untuk meraih dahan harapan, dan dadanya dihiasi dengan selempang bertuliskan "Penjaga Hutan Nusantara".
Ia bukan hanya representasi fisik dari orangutan, tetapi juga jelmaan semangat pelestarian alam, suara dari makhluk yang tak bersuara, dan penjaga bisu dari pepohonan yang tak mampu menangis.
Bab 2: Penampilan Rimba Rimba
Boneka maskot ini memiliki tinggi sekitar 60 sentimeter, berbulu halus dari bahan ramah lingkungan, dan dibuat dengan teknik handmade untuk menampilkan detail realistis namun tetap menggemaskan. Warna bulunya gradasi merah kecokelatan, dengan aksen karamel pada bagian pipi dan dada.
Kedua matanya besar, bulat, dan sedikit melankolis—mengandung aura keibuan yang kuat dan pesan yang terselubung: “Aku adalah bagian dari hutan. Lindungi aku.”
Ia mengenakan ikat kepala dari daun pandan buatan tangan, sebagai simbol akar budaya Dayak dan kehidupan tradisional yang selaras dengan alam. Kalung di lehernya berbentuk ukiran kayu berbentuk biji pohon meranti, pohon yang menjadi rumah sejati bagi para orangutan.
Di tangan kanannya, ia memegang gulungan kecil peta hutan, simbol tanggung jawab dan pengetahuan tentang wilayah rimba yang harus dijaga. Peta itu dililit benang rami dan terdapat cap daun trembesi—ikon gerakan reboisasi nasional.
Bab 3: Karakter Rimba Rimba
Rimba Rimba tidak sekadar boneka yang diam. pada lingkup imajinasi, Dia termasuk karakter yang kuat:
Bijaksana – Ia memahami rantai kehidupan. Ia tahu bahwa jika satu spesies punah, maka seluruh ekosistem bisa runtuh. Oleh karena itu, ia banyak membaca “kitab hutan”—sebuah buku tua penuh simbol yang diwariskan dari generasi satwa ke generasi berikutnya.
Keibuan – Rimba Rimba merawat anak-anak orangutan yatim piatu, menggendong mereka, mengayun di dahan, dan membisikkan dongeng tentang rimba yang dulu penuh bunga.
Pemberani – Ia tidak takut menghadapi alat berat perusak hutan. Dalam kisah dongengnya, Rimba Rimba pernah berdiri di depan truk penggundul pohon, menatap lurus ke arah supirnya sambil membawa peta hutan di tangan.
Bab 4: Rimba Rimba di Dunia Nyata
Boneka Rimba Rimba hadir dalam berbagai kampanye lingkungan hidup di seluruh Indonesia. Ia tampil dalam pameran, event sekolah, museum, dan gerakan penanaman pohon.
Anak-anak mencintainya bukan hanya karena bentuknya yang lucu, tapi karena kisahnya yang penuh makna. Ia sering muncul dalam dongeng-dongeng interaktif seperti:
“Rimba Rimba dan Sungai Emas” – kisahnya menyelamatkan sungai dari tumpahan limbah tambang.
“Rimba Rimba dan Kabut Neraka” – tentang perjuangannya melawan asap pembakaran hutan yang membuat bayi-bayi satwa sakit.
“Rimba dan Langit Cerah” – Sebuah perjalanan mencari burung-burung yang hilang karena hutan telah dibakar.
Dalam banyak acara sekolah, boneka ini digunakan sebagai media edukasi tentang ekosistem, keanekaragaman hayati, dan pentingnya konservasi satwa liar. Bahkan beberapa sekolah membuat drama panggung bertajuk "Rimba Rimba, Ibu Hutan".
Bab 5: Dunia Imajinatif Rimba Rimba
Dalam dunia fiksi yang diciptakan untuk mendongeng anak-anak, Rimba Rimba tinggal di rumah pohon besar bernama Pohon Ibu, sebuah pohon mahoni tua yang menjadi pusat informasi seluruh hutan. Di sanalah ia merawat peta-peta hutan, menyimpan biji-biji pohon, dan menerima surat dari satwa lain yang meminta bantuan.
Rimba Rimba bersahabat dengan:
Tako, si tapir penjelajah sungai.
Leleon, si lutung pembaca bintang.
Uwi, si owa betina yang senang bernyanyi.
Paki, si pangolin pendiam penjaga biji-bijian.
Mereka adalah "Kelompok Penjaga Rimba", yang punya misi menjaga batas-batas ekosistem dari kehancuran.
Bab 6: Rimba Rimba dan Manusia
Rimba Rimba tidak membenci manusia. Justru sebaliknya, ia berharap manusia dan satwa bisa hidup berdampingan. Ia percaya bahwa dengan edukasi dan kesadaran, manusia bisa menjadi penjaga hutan juga.
Dalam satu cerita, Rimba Rimba bertemu anak kecil bernama Tama, yang awalnya takut hutan. Tapi setelah dibimbing Rimba Rimba, Tama jadi mencintai pohon, burung, dan air sungai. Tama pun tumbuh menjadi insinyur konservasi.
Bab 7: Pembuatan Boneka Rimba Rimba
Boneka ini dibuat dengan semangat sustainability. Bahannya berasal dari limbah tekstil yang didaur ulang, isinya dari serat jagung, dan warnanya memakai pewarna non-toksik. Para pengrajin perempuan dari desa hutan Kalimantan dilatih untuk membuat boneka ini sebagai bagian dari ekonomi berkelanjutan.
Setiap pembelian boneka Rimba Rimba menyumbang 10% ke program penyelamatan orangutan liar dan penanaman pohon asli di habitat mereka.
Bab 8: Rimba Rimba dalam Kampanye Global
Seiring waktu, Rimba Rimba mulai dikenal hingga luar negeri. Ia tampil dalam:
Festival Edukasi Lingkungan di Jepang dan Belanda.
Dipajang di stan Indonesia dalam COP Konferensi Iklim PBB.
Menjadi boneka maskot pada gerakan “Green School Goes Wild” di Bali.
Ia menjadi perantara diplomasi lingkungan: menyampaikan pesan penting lewat bentuk yang lembut dan bersahabat.
Bab 9: Dampak Nyata Rimba Rimba
Karena kehadiran boneka ini, ribuan anak Indonesia mulai terkenal orangutan sebagai hewan pintar yang wajib dilindungi. Banyak anak kini tahu bahwa:
Orangutan cuma bisa dijumpai di Pulau Kalimantan dan Sumatera.
Populasi mereka tinggal sedikit karena perambahan hutan.
Mereka punya DNA yang mirip 97% dengan manusia.
Membeli produk dengan minyak sawit ilegal berdampak pada rumah para orangutan.
Bab 10: Warisan Rimba Rimba
Rimba Rimba bukan sekadar boneka. Ia adalah pesan lintas generasi. Ia mengajarkan bahwa bumi bukan warisan nenek moyang, melainkan titipan untuk anak cucu. Ia juga menyampaikan bahwa setiap makhluk, sekecil apa pun, punya hak untuk hidup dan berkembang di bumi ini.
Lewat boneka ini, semangat konservasi menembus rumah tangga, sekolah, dan komunitas. Ia adalah suara dari rimba yang memanggil: “Jangan lupakan kami.”
Bagi anda yang ingin memesan boneka maskot hewan orang utan atau maskot lain dengan konsep apapun ataupun desain lain yang anda mau bisa langsung hubungi kami lewat whatapps di 085956710171.